Rabu, 12 Desember 2012

Industri Isi Tinta

Walau sudah era paperless, toh printer tetap menjadi perlengkapan penting untuk operasional kantor. Wajar kalau penjualan printer tetap tinggi, begitu pula bisnis tinta printernya. Termasuk bisnis isi ulang alias refill tinta printer, konon masih menjanjikan.
Peluang itu juga yang ditangkap Andreas Zeini, pemilik Vinusa Ink di Bekasi, Jawa Barat. Mendirikan usaha pada Agustus 2008, tahun ini Andreas menawarkan kemitraan usaha.
Dalam kerjasama ini, ia menawarkan paket kemitraan senilai Rp 100 juta. Dengan investasi sebesar itu, mitra akan mendapatkan peralatan usaha dan dekorasi. Diantaranya lima buah printer, mesin refill, mesin head cleaning, paket tinta isi ulng, serta peralatan kantor.
Di luar itu, mitra juga berhak menggunakan Vinusa Ink. Kerjasama ini tidak berbatas waktu, selama mitra masih mengambil tinta isi ulang dari Vinusa Ink. Dalam kerjama kemitraan ini, Andreas menargetkan, omzet mitra sebesar Rp 30 juta hingga Rp 45 juta per bulan dengan laba bersih sekitar 40%.
Mitra diharapkan bisa kembali modal dalam waktu enam hingga delapan bulan. Andreas meyakini, usahanya bisa bersaing meski sekarang marak tawaran bisnis isi ulang tinta dari para kompetitor. Biaya isi ulang tinta printer di Vinusa Ink dibanderol mulai Rp 15.000 hingga Rp 40.000 per cartridge. Ia mengklaim, harga tersebut cukup ekonomis dan menyasar kelas menengah ke bawah. "Di tempat lain, harga yang Rp 15.000 bisa dijual dengan harga Rp 25.000," klaim Andreas.
Andreas juga mengklaim, tinta printernya buatan Amerika Serikat (AS) dan bukan buatan China. Selama ini, rata-rata pengisi ulang tinta murah menggunakan tinta China yang kualitasnya lebih rendah.
Selain tinta printer, Vinusa Ink juga menyediakan jasa pengisian toner yang dibanderol Rp 135.000. Tak hanya itu, Vinusa Ink juga menyediakan jasa modifikasi printer, yakni pemasangan tabung untuk tinta printer berwarna.
Jika Anda tertarik dengan usaha ini, cukup menyediakan tempat dengan luas minimum 30 meter persegi. Andreas tidak memungut biaya royalty fee setiap bulannya. Ia menargetkan, hingga akhir tahun ini bisa menggaet dua hingga tiga mitra baru.
Pengamat waralaba, Pietra Sarosa menilai, persaingan bisnis isi ulang tinta prineter sudah cukup ketat. Makanya, untuk bisa sukses, setiap pemain harus memiliki brand yang kuat. Untuk itu, pemain harus gencar membuka gerai di berbagai tempat. "Menjaring mitra bisa menjadi solusi untuk memperbanyak gerai," kata Pietra.
Namun, diperlukan promosi yang gencar pula untuk menjaring mitra. Selain sosialisasi, setiap pemain juga harus memiliki layanan laain di luar isi ulang tinta. Kunci sukses lainnya ada di pemilihan lokasi usaha. Selain itu, si pegawai juga harus terampil dalam melakukan pengisian tinta dan memahami permasalahan yang mungkin terjadi seputar tinta dan cartridge.
Tidak hanya itu, salah satu cara untuk mengembangkan usaha ini juga bisa melalui sistem layanan antar jemput cartridge ke konsumen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar