Walau sudah era paperless, toh printer tetap menjadi perlengkapan
penting untuk operasional kantor. Wajar kalau penjualan printer tetap
tinggi, begitu pula bisnis tinta printernya. Termasuk bisnis isi ulang
alias refill tinta printer, konon masih menjanjikan.
Peluang itu juga yang ditangkap Andreas Zeini, pemilik Vinusa Ink di
Bekasi, Jawa Barat. Mendirikan usaha pada Agustus 2008, tahun ini
Andreas menawarkan kemitraan usaha.
Dalam kerjasama ini, ia menawarkan paket kemitraan senilai Rp 100
juta. Dengan investasi sebesar itu, mitra akan mendapatkan peralatan
usaha dan dekorasi. Diantaranya lima buah printer, mesin refill, mesin
head cleaning, paket tinta isi ulng, serta peralatan kantor.
Di luar itu, mitra juga berhak menggunakan Vinusa Ink. Kerjasama ini
tidak berbatas waktu, selama mitra masih mengambil tinta isi ulang dari
Vinusa Ink. Dalam kerjama kemitraan ini, Andreas menargetkan, omzet
mitra sebesar Rp 30 juta hingga Rp 45 juta per bulan dengan laba bersih
sekitar 40%.
Mitra diharapkan bisa kembali modal dalam waktu enam hingga delapan
bulan. Andreas meyakini, usahanya bisa bersaing meski sekarang marak
tawaran bisnis isi ulang tinta dari para kompetitor. Biaya isi ulang
tinta printer di Vinusa Ink dibanderol mulai Rp 15.000 hingga Rp 40.000
per cartridge. Ia mengklaim, harga tersebut cukup ekonomis dan menyasar
kelas menengah ke bawah. "Di tempat lain, harga yang Rp 15.000 bisa
dijual dengan harga Rp 25.000," klaim Andreas.
Andreas juga mengklaim, tinta printernya buatan Amerika Serikat (AS)
dan bukan buatan China. Selama ini, rata-rata pengisi ulang tinta murah
menggunakan tinta China yang kualitasnya lebih rendah.
Selain tinta printer, Vinusa Ink juga menyediakan jasa pengisian
toner yang dibanderol Rp 135.000. Tak hanya itu, Vinusa Ink juga
menyediakan jasa modifikasi printer, yakni pemasangan tabung untuk tinta
printer berwarna.
Jika Anda tertarik dengan usaha ini, cukup menyediakan tempat dengan
luas minimum 30 meter persegi. Andreas tidak memungut biaya royalty fee
setiap bulannya. Ia menargetkan, hingga akhir tahun ini bisa menggaet
dua hingga tiga mitra baru.
Pengamat waralaba, Pietra Sarosa menilai, persaingan bisnis isi ulang
tinta prineter sudah cukup ketat. Makanya, untuk bisa sukses, setiap
pemain harus memiliki brand yang kuat. Untuk itu, pemain harus gencar
membuka gerai di berbagai tempat. "Menjaring mitra bisa menjadi solusi
untuk memperbanyak gerai," kata Pietra.
Namun, diperlukan promosi yang gencar pula untuk menjaring mitra.
Selain sosialisasi, setiap pemain juga harus memiliki layanan laain di
luar isi ulang tinta. Kunci sukses lainnya ada di pemilihan lokasi
usaha. Selain itu, si pegawai juga harus terampil dalam melakukan
pengisian tinta dan memahami permasalahan yang mungkin terjadi seputar
tinta dan cartridge.
Tidak hanya itu, salah satu cara untuk mengembangkan usaha ini juga
bisa melalui sistem layanan antar jemput cartridge ke konsumen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar